Tempe merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang sangat populer. Manfaat dari tempe sangatlah banyak, mulai dari kandungan protein yang tinggi hingga probiotik yang baik untuk pencernaan. Namun, tahukah kamu bahwa tempe sebenarnya merupakan hasil fermentasi dari kedelai dengan bantuan bakteri?
Proses fermentasi tempe menggunakan bakteri Rhizopus oligosporus yang bertindak sebagai agen fermentasi. Bakteri inilah yang memberikan rasa dan tekstur khas pada tempe. Menurut Dr. Endang S. Rahayu, seorang ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor, “Fermentasi tempe adalah proses yang menguntungkan karena bakteri yang digunakan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita.”
Cara membuat tempe fermentasi dari bakteri sebenarnya tidak terlalu sulit. Pertama-tama, kedelai direndam dan direbus hingga lunak. Setelah itu, kedelai dihancurkan dan dicampur dengan bakteri Rhizopus oligosporus. Kemudian, campuran kedelai dan bakteri tersebut ditutup dengan daun pisang atau plastik dan dibiarkan selama 24-48 jam hingga fermentasi terjadi.
Menurut Prof. Dr. Ir. Budi Santoso, seorang pakar pangan dari Universitas Gadjah Mada, “Fermentasi tempe merupakan proses penting untuk meningkatkan kandungan protein dan nutrisi pada kedelai. Selain itu, bakteri yang digunakan juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh kita.”
Setelah proses fermentasi selesai, tempe siap untuk dikonsumsi. Tempe dapat dimasak menjadi berbagai macam hidangan, seperti tempe goreng, tempe bacem, atau tempe mendoan. Dengan mengonsumsi tempe secara teratur, kita dapat mendapatkan manfaat kesehatan yang optimal dari bakteri yang terkandung di dalamnya.
Jadi, tidak ada alasan lagi untuk tidak mencoba membuat tempe fermentasi dari bakteri di rumah. Selain dapat menikmati makanan yang lezat, kita juga dapat merasakan manfaat kesehatan yang luar biasa dari tempe. Ayo mulai praktikkan cara membuat tempe fermentasi dari bakteri dan rasakan manfaatnya sekarang juga!