Apakah kamu pernah mendengar tentang proses fermentasi tempe dari bakteri? Proses ini sebenarnya sangat menarik dan penting untuk dipahami, terutama bagi para pecinta tempe. Fermentasi tempe merupakan proses biokimia yang melibatkan bakteri dalam mengubah kedelai menjadi tempe yang lezat dan bergizi.
Menurut Dr. Ir. Hanny Wijaya, seorang ahli pangan dari Institut Pertanian Bogor, “Proses fermentasi tempe dari bakteri merupakan hasil kerja sama antara beberapa jenis bakteri, seperti Rhizopus oligosporus dan bakteri asam laktat. Bakteri ini berperan dalam mengubah protein kedelai menjadi asam amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh.”
Proses fermentasi tempe dimulai dengan perendaman kedelai dalam air selama beberapa jam, kemudian kedelai dikukus dan dicampur dengan kapang Rhizopus oligosporus. Bakteri ini akan menghasilkan enzim yang memecah protein kedelai menjadi asam amino. Selain itu, bakteri asam laktat juga akan membantu dalam proses fermentasi dengan menghasilkan asam laktat yang memberikan rasa asam pada tempe.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Ir. Bambang P. S. Lelono dari Universitas Gadjah Mada, disebutkan bahwa proses fermentasi tempe dari bakteri juga dapat meningkatkan kandungan nutrisi dalam kedelai. “Selain mengubah protein menjadi asam amino, bakteri dalam proses fermentasi tempe juga menghasilkan senyawa seperti fitatase dan probiotik yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan kita.”
Tak heran jika tempe menjadi salah satu makanan tradisional Indonesia yang sangat populer dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Dengan mengenal proses fermentasi tempe dari bakteri, kita dapat lebih menghargai dan memahami betapa pentingnya makanan yang satu ini dalam menjaga kesehatan tubuh kita. Jadi, jangan ragu untuk menikmati tempe sebagai bagian dari pola makan sehat kita sehari-hari.