Proses pembuatan tempe fermentasi oleh bakteri merupakan suatu teknik yang telah digunakan sejak zaman dulu. Tempe sendiri merupakan makanan khas Indonesia yang terbuat dari kedelai yang sudah difermentasi oleh bakteri Rhizopus. Proses pembuatan tempe ini terbilang cukup sederhana namun membutuhkan ketelatenan dan kebersihan dalam setiap langkahnya.
Langkah pertama dalam proses pembuatan tempe adalah memilih bahan baku yang berkualitas tinggi. Pakar pangan, Dr. Siti Nurliani, mengatakan bahwa “Kualitas kedelai yang digunakan sangat berpengaruh pada hasil akhir tempe yang dihasilkan. Pastikan kedelai yang dipilih sudah dalam kondisi yang baik dan tidak tercemar oleh bakteri lain.”
Langkah kedua adalah proses perendaman kedelai dalam air selama beberapa jam untuk memudahkan proses pengupasan kulit kedelai. Setelah itu, kedelai direbus hingga empuk sebelum dicampur dengan kapang tempe yang sudah diisolasi.
Langkah selanjutnya adalah proses fermentasi kedelai yang sudah dicampur dengan kapang tempe. Proses ini memakan waktu sekitar 24-48 jam tergantung suhu ruangan. Ahli mikrobiologi, Prof. Dr. Bambang Sutrisno, menjelaskan bahwa “Selama proses fermentasi, bakteri Rhizopus akan menghasilkan enzim yang dapat merubah komposisi nutrisi kedelai menjadi lebih mudah dicerna oleh tubuh manusia.”
Setelah proses fermentasi selesai, tempe siap untuk dikonsumsi atau diolah menjadi berbagai macam masakan. Sebagai tambahan, tempe juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama dalam meningkatkan sistem pencernaan dan memperbaiki metabolisme tubuh.
Dengan memahami langkah-langkah dalam proses pembuatan tempe fermentasi oleh bakteri, kita dapat lebih menghargai makanan tradisional Indonesia ini. Mari kita dukung dan lestarikan budaya pangan Indonesia melalui konsumsi tempe secara rutin. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.